TRENDING NOW

Siapa Radikal, Siapa Teroris?: Ketika Kekejaman Kristen Tidak Disebut Teroris

Dalam kasus terorisme, media memang terkenal tidak adil dalam memberitakan Islam. Islam menjadi agama yang paling banyak disudutkan dalam aksi kekerasan. Jika pada kasus pemboman Bali, Gerakan Amrozi Cs dicari sampai ke akar-akarnya, bahkan ditumpas tak bersisa, menjadi lain ceritanya jika Kristen yang melakukan tindakan sama. Seakan media menjadi bungkam seketika.
Dalam kasus kerusuhan Poso misalnya, pengadilan hanya berhenti pada nama tiga orang terdakwa Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu, dan tidak pernah diteruskan kepada siapa dibalik mereka sampai ke anggota-anggotanya. Padahal jelas Tibo cs bertindak atas nama gerakan.
Begitu juga dalam peberitaan internasional. Bush dan serdadunya -yang dikorbankan semangat Fundamentalisme Kristen-yang membunuh jutaan umat muslim di Timur Tengah, seakan-akan lenyap tanpa dosa. Media-media pun tidak ada yang memanggil Bush dengan sapaan teroris. Berbeda jika Usamah Bin Ladin yang diberitakan, baik media cetak maupun televisi ramai-ramai mencapnya teroris tanpa mendudukan kronologis dan pra asumsi yang berkembang.
Kita tentu bertanya-tanya, entah mengapa jika Kristen yang melakukan aksi kekerasan, stigma teroris menjadi kebal bagi mereka. Padahal sejarah mencatat bagaimana kekejaman yang dilakuakn Kristen bukanlah isapan jempol semata, mereka tidak hanya membantai Islam, tapi juga Yahudi, kaum Pagan, pelaku bid’ah secara keji dan tak beradab. Tulisan ini bukan untuk membangkitkan luka, namun bisa jadi pelajaran bagi kita untuk meluruskan isu seputar terorisme atas nama agama.
Pembunuhan Kaum Pagan [1]
Sejak agama Kristen diresmikan pada tahun 315 M, kuil-kuil kaum Pagan makin banyak dihancurkan oleh pengikut Kristen. Pendeta kaum pagan pun banyak dibunuh. Antara tahun 315 dan abad ke-6, ribuan orang penyembah berhala disembelih. Dan itu semua dilakukan atas nama misi Gereja.
Melaksanakan ritual ibadah pagan menjadi sangat berbahaya bagi pelakunya dan terancam hukuman mati, ini sudah terjadi mulai tahun 356 Masehi. Kaisar Kristen Theodosius (408-450M) bahkan membunuh anak-anaknya sendiri karena mereka bermain-main dengan patung-patung pagan. Menurut penulis Christian Chronicles, kaisar yang melakukan hal tersebut didasari akan kepatuhan terhadap seluruh ajaran Kristen.
Akhirnya, pada abad ke 6 seluruh hak hidup para penganut Pagan dinyatakan dicabut. Bahkan sebelumnya pada awal abad ke-4, filosof Sopratos dihukum mati atas perintah penguasa Kristen.
Selanjutnya di tahun 415 M, Hypatia dari Alexandria, seorang filosof wanita yang terkenal, diseret kemudian dipotong-potong tubuhnya oleh orang-orang Kristen Koptik radikal yang dipimpin oleh pendeta Peter. Hypatia sendiri adalah seorang ilmuwan Yunani dari Alexandria Mesir. Hypatia dibunuh karena menjadi penyebab kekacauan dalam agama. Ia dijuluki sebagai "pembela ilmu pengetahuan yang gagah berani melawan agama". Dan beberapa pendapat mengatakan kematiannya menandai akhir dari zaman Hellenistik dan dimulainya zaman kegelapan (The Dark Ages).
Pembunuhan Atas Nama Misi Gereja
Selain membunuh secara kejam dan membabi buta kaum pagan, Kristen juga melakukan terorisme dan kesadisan terhadap mereka-mereka yang tidak mau ikut agamanya. Kaisar Karl (Charlemagne), misalnya, pada tahun 782 M tanpa punya nurani memenggal kepala 4500 orang Saxon, karena mereka tidak mau memeluk agama Kristen.
Kaum tani yang tidak mau membayar sumbangan kepada Gereja pun mengalami hal serupa. Mereka dijatuhi hukuman mati layaknya manusia penuh dosa. Jumlahnya pun tidak main-main, antara 5000 sampai 11.000 pria, wanita dan anak-anak, dibunuh pada tanggal 27 Mei 1234 dekat Altenesch (Jerman).
Lalu pada abad ke 16 dan 17 M, tercatat puluhan ribu warga Irlandia dibunuh. Pasukan Inggris terjun ke wilayah ini semata-mata demi menjinakkan orang-orang Irlandia yang liar. Mereka di anggap tidak lebih dari binatang yang hidup tanpa mengindahkan hukum-hukum Tuhan. Seorang pimpinan tentara Inggris yang terkenal kejam adalah Humphrey Gilbert yang memerintahkan untuk memenggal kepala semua tawanan.
Pembantaian Dalam Perang Salib
Belum lagi fakta, di Semlin dan Wieselburg (Hungaria), pada tanggal 12 sampai 24 Juni 1096 ribuan orang dihilangkan nyawanya secara kejam. Hanya dalam waktu hitungan hari dari tanggal 9 sampai 26 September 1096 sekitar 1000 orang dibunuh di Nikala atau Xerigordon (Turki).
Kita juga tidak lupa pada tanggal 11 Desember 1098, seribu orang Muslim di bantai di Marra. Tentara Salib yang lapar karena kehabisan makanan sampai-sampai mengambil daging mayat musuh yang sudah mulai membusuk dan memakannya (Christian Chronicle, Albert Aquensis).
Penaklukkan kota Jerusalem yang terjadi pada tanggal 15 Juli 1099 pun dihiasi kematian 60.000 warga Muslim, Yahudi, laki-laki dan anak-anak, yang dibunuh secara keji oleh Pasukan Perang Salib. Puluhan ribu kaum muslim yang mencari penyelamatan diatas masjid Al Aqsha pun dikejar sampai dapat dan mereka dibantai dengan sangat sadis.
Kekejaman demi kekejaman pasukan salib memang sulit dinalar oleh akal sehat. Setahun sebelumnya, pada tahun 1098, pasukan tentara bengis itu telah membunuh ratusan ribu kaum muslim di Arra’t-un-Noman, salah satu kota di Syria. [2] Mereka bergerak atas “sabda” Paus Urban yang menyeru “Killing these godless monsters was a holy act: it was a Christian Duty to exterminate thi vile race from our lands” atau “Membunuh para monster tak bertuhan itu adalah tindakan suci: adalah kewajiban umat Kristen untuk memusnahkan angsa jahat itu dari wilayah kita.”
Salah satu saksi mata sampai-sampai menyatakan bahwa ,"Genangan darah manusia di depan Kuil Solomon setinggi pergelangan kaki orang dewasa”. Sedangkan, salah seorang penulis Kristen bernama Eckehad dari Aura mengatakan, “bahkan berlanjut hingga musim panas, udara di seluruh Palestina masih tercemari oleh bau mayat-mayat yang membusuk".
Pembunuhan Terhadap Orang Bid’ah (Inkuisisi)
Sejatinya, Inkuisisi (dengan huruf I besar) adalah istilah yang secara luas digunakan untuk menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Undang-undang ini mengandung peraturan-peraturan yang sangat keras. Sanksi pelaku bid’ah bahkan bisa sangat mengerikan daripada kaum pagan yang jelas-jelas kafir dalam konsep mereka.
Dalam sejarahnya, Gereja Trinitarian yang menjatuhkan keputusan bersalah kepada seorang pelaku bid’ah akan memberikan hukuman tak berperi dari mulai penyiksaan, pembakaran sampai pemenggalan kepala.
Kasus ini sempat menimpa kaum Manichaean. Kaum Manichean adalah salah satu sekte yang dinyatakan bid’ah dalam Kristen karena melakukan praktek pengendalian kelahiran (KB) yang tidak diajarkan oleh Gereja Katholik. Bayangkan karena hal itu, ribuan orang Manichean menjadi korban seiring kampanye besar-besaran ke seluruh kekaisaran Romawi antara tahun 372 M sampai 444 M.
Selain pembasmian yang menimpa kaum Manichean, hal serupa juga menimpa kelompok Cathars. Orang-orang Cathars pada dasarnya menganut Kristen dengan baik, tetapi pada sisi lain mereka menolak segala peraturan Gereja Katholik Roma yang dirasa tidak adil seperti pajak dan larangan pengendalian kelahiran.
Lantas hanya karena hal itu, Paus Innocent III memerintahkan untuk membunuh para pengikut Cathars di tahun 1209. Kota Beziers (Perancis) pada tanggal 22 Juni 1209 pun dihancurkan. Semua makhluk yang hidup di dalamnya pun dibantai tanpa ampun. Jumlah korban menurut catatan sejarah berkisar pada angka 70.000 manusia, angka itu termasuk jumlah pemeluk Katolik yang menolak untuk menyerahkan tetangga dan sahabatnya yang di kategorikan bid’ah oleh Gereja.
Bid;ah lainnya yang juga dilakukan oleh Waldensians, Paulikians, Runcarians, Josephite dan lain-lain juga dienyahkan hingga tak bersisa. Ratusan ribu orang kemudian mati tak bernyawa oleh kekejeman pihak gereja. Bahkan John Huss, yang mengkritisi "Papal Infallibility" (Kemustahilan Paus berbuat salah) dan Surat penebusan dosa, dibakar hidup-hidup di tiang pancang pada tahun 1415.
Pembunuhan Terhadap Yahudi
Yang juga turut mengalami kekejaman selain Islam adalah kaum Yahudi. Max Margolis dan Alexander Marx dalam “A History of Jewish People” menceritakan bahwa pada periode 612-620 M, banyak kasus terjadi dimana Yahudi dibaptis secara paksa. Euric (680-687) membuat keputusan bahwa seluruh orang Yahudi yang dibaptis secara paksa ditempatkan dibawah pengawasan khusus pejabat dan pemuka gereja. Setelah diKristenkan secara paksa, orang-orang Yahudi itu tetap diawasi secara ketat oleh gereja, takut kalau-kalau mereka kembali melakukan ibadah Yahudi.
Bahkan Raja Egica (687-701) membuat keputusan bahwa semua Yahudi di Spanyol dinyatakan sebagai budak. Keputusan sepihak itu tidak saja berlangsung dalam satu sampai dua tahun, namun untuk selamanya. Harta benda kaum Yahudi disita dan mereka diusir dari rumah-rumah sehingga tersebar ke berbagai provinsi. Lebih dari itu anak-anak Yahudi yang berumur tujuh tahun ke atas diambil paksa dari orangtuanya dan diserahkan kepada keluarga Kristen. [3]
Selanjutnya pada tahun 1096, saat Perang Salib pertama, ribuan orang Yahudi dibunuh oleh Salibis Kristen di kota Worm teparnya pada tanggal 18 Mei 1906, di Mainz. Lalu pada tanggal 27 Mei 1096 sekitar 1100 orang Yahudi juga mengalami pembantaian.
Dalam Perang Salib itu, tercatat 12.000 orang Yahudi dibunuh dimana tempatnya membentang dari Worms, Mainz, Cologne, Neuss, Altenahr, Wevelinghoven, Xanten, Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Regensburg, Prag hingga Metz di Perancis.
Sedangkan pada tahun 1348 nasib naas juga dialami Yahudi, dua ribu orang diantara mereka dibunuh di Bassel (Swiss) dan Strassbourg. Sedangkan pada tahun 1349 diKita Praha, data menyatakan bahwa 3000 orang Yahudi telah tewas terbunuh. Sedang pada 42 tahun selanjutnya, takni pada tahun 1391, kaum Yahudi Seville habis oleh Kardinal Martines. Dalam catatan sejarah tercatat sebanyak 4000 orang Yahudi tewas dan 25.000 lainnya dijual sebagai budak.
Ternyata itu pun belum berakhir. Abad 15 adalah abad yang menjadi saksi pembantaian besar-besaran kaum Yahudi dan muslim di Spanyol dan Portugal. Pada tahun 1483 misalnya, 13.ooo orang Yahudi dieksekusi atas perintah komandan inquisisi Spanyol, Faray Thomas de Torquemada.
Jatuhnya Granada ke tangan Spanyol juga berbuah ancaman bagi Yahudi. Hanya dalam beberapa bulan antara akhir April sampai 2 Agustus 1492, sekitar 150.000 kaum Yahudi diusir dari Spanyol. Sebagian besar dari mereka kemudian mengungsi ke wilayah Turki Utsmani yang menyediakan tempat aman bagi Yahudi.
Stand J Shaw dalam “The Jews of the Ottoman Empire and the Turkish Republic” mencatat jumlah Yahudi yang terusir dari Spanyol tahun itu sebanyak 160.000. Dari jumlah itu, 90.000 mengungsi ke Turki. 25.000 ke Belanda, 20.000 ke Maroko, 10.000 ke Prancis, 10.000 ke Italia dan 5.000 ke Amerika. Yang mati dalam perjalanan diperkirakan 20.000 orang. Sedangkan yang dibaptis tetap di Spanyol sebanyak 50.000 orang. [4]
Kekejeman Terhadap Muslim di Guantanamo
Dalam perkembangan modern, terror Kristen pun tidak pernah berhenti. Kebencian mereka terhadap Islam dilakukan dalam jejak-jejak pemerintahan Amerika Serikat. Mereka tidak saja membasmi jutaan umat muslim di Afghanistan, Pakistan, Kaukasus, Somalia, Palestina, Bosnia tapi juga menahan tawanan-tawanan muslim di penjara terkejam di Guantanamo. Umat muslim disiksa, dilecehkan, namun lagi-lagi tidak ada yang menyebut mereka dengan sapaan teroriss, bahkan sampai detik ini.
Lawrence Wilkerson, asisten mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, pernah membuat pengakuan dalam suatu pernyataan yang ditandatangani untuk mendukung gugatan yang diajukan oleh seorang tahanan Guantanamo, Adel Hassan Hamad.
Hamad, seorang pria Sudan yang ditahan di Teluk Guantanamo sejak Maret 2003 sampai Desember 2007, mengklaim bahwa dia mengalami penyiksaan oleh agen-agen AS saat berada di dalam tahanan dan mengajukan gugatan terhadap beberapa nama pejabat Amerika.
Menurut Wilkerson, baik Dick Cheney maupun Donald Rumsfeld sebenarnya mengetahui bahwa sebagian besar dari 742 tahanan yang pertama kali dikirim ke Guantanamo pada tahun 2002 adalah mereka yang tidak bersalah, tetapi yakin bahwa ada kemungkinan untuk membiarkan para tahanan itu bebas.
Wilkerson, yang menjabat sebagai kepala staf Powell sebelum ia meninggalkan pemerintahan Bush tahun 2005, mengklaim bahwa sebagian besar tahanan, yang terdiri dari anak-anak berumur 12 hingga kakek-kakek setua 93 tahun, tidak pernah melihat seorang tentara AS sebelumnya, kecuali setelah mereka ditangkap.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rumsfeld dan Cheney pada khususnya, tidak punya belas kasihan bagi orang yang tak bersalah dan harus mendekam di Guantanamo selama bertahun-tahun, serta harus mengalami penderitaan hanya demi kepentingan AS untuk membenarkan perang melawan terornya.
“Dia (Cheney) sama sekali tidak memiliki kekhawatiran bahwa sebagian besar tahanan Guantanamo itu tidak bersalah … Jika ratusan individu yang tidak bersalah harus menderita,” kata Wilkerson.
Selanjutnya, Mohammad al-Kahtani, tersangka ke-20 peledakan serangan 11 September yang ditahan di Teluk Guantanmo, Kuba dalam sebuah catatan harian penjara mengaku dipaksa telanjang sambil menirukan gonggongan anjing saat menjalani penyidikan.
Saat tengah malam, kepala Kahtani kerap digebyuri air dan telinganya dijejali musik-musik keras karena mendadak harus menjalani pemeriksaan. Permintaannya untuk shalat senantiasa ditolak.
Selain itu, warga Arab Saudi ini juga diinterogasi di sebuah ruangan yang didekorasi dengan gambar-gambar korban 11 September. Sudah tak terhitung berapa kali dia harus kencing di celana karena ketakutan. Harga dirinya juga dicabik-cabik ketika lehernya dikalungi gambar wanita setengah bugil. Sampai pernah suatu saat dia minta diperbolehkan bunuh diri.
Gambar-gambar yang sangat mengagetkan dunia, mengenai bagaimana para tahanan diperlakukan pernah beredar di awal tahun 2002 silam. Kondisi mereka lemah, dalam pakaian oranye yang menyala, mata, mulut, dan telinga disekap, kedua tangan dan kaki dirantai. Sel-selnya seperti kandang ayam. Kawat- kawat berduri melintang ke sana kemari siap merobek kulit dan daging.
Selanjutnya, Mohammed Sagheer, 52 tahun, seorang da’i Pakistan yang telah dikeluarkan dari Guantánamo juga menglima terror mental. Para sipir penjara menurutnya menggunakan obat untuk mengendalikan para tahanan. Sagheer menyatakan bahwa para tentara itu memberi tahanan sebuah tablet yang akan membuat para tahanan tak sadarkan diri.
“Saya sembunyikan tablet-tablet itu di bawah lidah, lalu membuangnya begitu penjaga tidak melihat,” katanya. Sagheer mengaku dua kali dihukum di sel isolasi yang gelap karena meludahi penjaga, yang menurutnya telah memprovokasinya dengan melempar Qur’an dan memukulinya. 

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

(Sekedar sharing
Sahabat,postingan ini bukan untuk menyinggung non muslim namun hanya sekedar berbagi untuk kita umat Islam, untuk menambah iman kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala....

Biarpun para Nasrani menganggap Yesus al Masih adalah Tuhan namun kita harus menghormatinya sebagaimana Firman Allah : "Lakum dinukum waliya diin " yng artinya : Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku (QS Kafiirun)..jaga ukhuwah.... Salam Sahabat...!!!!
)

1.Silsilah Yesus Kristus
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya …. Yakub memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus …… (Matius 1 : 1 …… dst).
Sebenarnya silsilah Yesus (Nabi Isa as) hanya bisa dinisbatkan kepada ibunya Maryam karena kelahiran beliau tidak melalui hubungan biologis. Yesus (Nabi Isa) lahir dari kalamullah maka lebih pantas disebut Yesus (Isa) bin Maryam, bukannya Isa (Yesus) bin Yusuf. Karena ia dilahirkan oleh manusia, maka Yesus adalah 100% manusia dan bukan Tuhan !
Yang namanya Tuhan (Allah), mustahil bersilsilah, Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :
  • Setiap yang bersilsilah, pasti dia bukan Tuhan !
  • Yesus bersilsilah, berarti Yesus bukan Tuhan !!
Dalam Qs. 57 Al Hadiid ayat 3 dijelaskan sebagai berikut :


"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qs. 57 Al Hadiid 3)

Ayat tersebut menjelaskan, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, sementara Yesus (Nabi Isa) berawal dan berakhir. Berawal dari kelahirannya dan berakhir dengan kematiannya.
1. Setiap yang berawal dan berakhir, pasti bukan Tuhan !
2. Yesus berawal dan berakhir, berarti Yesus bukan Tuhan !!
2. Kelahiran Yesus Kristus
"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1 : 21).
Ayat tersebut merupakan nubuat Allah buat Maryam bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Yesus, sebagai penyelamat Umat yaitu Bani Israel.
  • Setiap yang dilahirkan, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus dilahirkan, berarti Yesus bukan Tuhan.
  • Yesus menjadi penyelamat umatnya (Bani Israel) berarti Yesus hanya seorang utusan Tuhan, manusia biasa dan bukan Tuhan.
Al Qur'an juga menginformasikan kelahiran Yesus sebagai berikut :


"(Jibril) berkata, "Aku hanyalah utusan Tuhan-mu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci." (Qs 19 Maryam 19).

3. Yesus Pemimpin Umat Israel  
"Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-ali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel." (Matius 2:6).
Yesus dinubuatkan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatnya Israel.
  • Setiap yang dinubuatkan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus dinubuatkan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
  • Setiap yang dijadikan penggembala bagi umat Israel, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus dijadikan penggembala bagi Israel, berarti Yesus bukan Tuha.
4. Yesus dibaptis oleh Yohanes
"Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibabtis olehnya."(Matius 3:13).
Kalau Yesus itu Tuhan, mestinya Yesus yang membaptis Yohanes, bukan sebaliknya. Setiap orang baru memasuki wilayah suatu agama, pintu pertama yang harus dia lewati yaitu "pembabtisan", yang kalau dalah Islam "Bersyahadat". Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan harus dibabtis.
  • Setiap yang dibabtis, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus dibabtis, berarti Yesus bukan Tuhan.
5. Yesus dikasihi oleh Tuhan.
"Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah AKu berkenan." (Matius 3:17).
Suara yang terdengar dari langit itu adalah suara Tuhanyang mengasihi dan berkenan terhadap anak-Nya yaitu Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, suara Tuhan yang mana lagi  yang ia dengar? Bukankah Tuhan itu hanya satu?
  • Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
  • Setiap yang dikasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan.
  • esus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
6. Yesus dibawa dan dicoba oleh iblis
"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis." (Matius 4:1).
Jika Yesus itu Tuhan, mestinya Tuhanlah yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Sangat tidak rasional jikat Tuhan harus dicobai oleh Iblis. Sebagai seorang Nabi atau Rasul, tentu sangat wajar jika Yesus dicobai Iblis karena dia hanya seorang yang diutus oleh Tuhan.
  • Setiap yang di coba oleh iblis, pasti bukan Tuhan.
  • Yesus di coba oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan.
"Hai sekalian manusia, telah dijadikan suatu perumpamaan, maka dengarlah perumpamaan itu. Sesungguhnya yang kamu seru selain Allah, mereka tidak sekali-kali dapat membuat lalat walaupun mereka hanya berhimpun untuk itu. Dan jika lalat itu merampas semua dari mereka, niscaya mereka tidak sanggup merebutnya dair lalat itu. (Inilah)  kelemahan yang menuntut (si penyembah) dan yang dituntut (benda yang disembah)." (Qs 22 Al Hajj 73). 

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh....

Sumber : H. Insan LS Mokoginta
JAKARTA (Arrahmah.com) – Kartika Djoemadi, Koordinator Jokowi-Ahok Social Media Valunteers (JASMEV) dinilai sudah melecehkan Umat Islam. Menurut Tokoh Muda Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya, Kartika sudah melakukan penipuan yang sudah termasuk penistaan agama.
Menurut Mustofa, Kartika menipu karena berpura-pura menjadi Muslimah. Ia mengungkapkan, Dee Dee panggilan Kartika memang dekat dengan kalangan Muhammadiyah, bahkan sering datang ke Muhammadiyah.

“Walau sering ke Muhammadiyah, Dee tidak pernah mengaku sebagai Katolik. Yang kami tahu Dee seorang Muslimah. Bahkan Dee sering menceramahi saya tentang tidak wajibnya seorang Muslimah berjilbab. Dee juga pernah bilang, memilih pemimpin non-Muslim itu tidak apa-apa,” ungkap Mustofa seperti dilansir Itoday, Kamis (24/1/2013) .
Mustofa memang tersinggung, bukan hanya karena kebohongan publik yang dilakukan Kartika. Menurutnya Kartika sendiri sangat lancang karena menyuruh Ketua PP Muhammadiyah untuk memecatnya. Sikap Kartika itu merupakan reaksi atas sikap Mustofa yang terus mengkritisi kebijakan Jokowi di Jakarta.
“Kartika mention ke Ketum Muhammadiyah, minta agar saya dipecat. Ini apa-apaan!
Berpura-pura membuat album ramadhan untuk murtadkan umat Islam secara halus
Berpura-pura membuat album ramadhan untuk murtadkan umat Islam secara halus
Dia Katolik, kok sampai ngurusi Muhammadiyah, bahkan mention ke Pak Din (Din Syamsuddin). Yang tahu peta Muhammadiyah itu kami, bukan seorang Katolik,” tegas Mustofa.
Terkait aksi Kartika Djoemadi di Muhammadiyah, Mustofa menegaskan bahwa Kartika telah melakukan penghinaan terhadap Muhammadiyah dan umat Islam.
“Dee sudah masuk ke jantung Muhammadiyah, ikut rapat, itu sudah tidak etis. Sampai Dee membuat album Ramadhan, padahal Dee mengaku Katolik.  Dee bilang itu toleransi. Padahal itu penghinaan,” tegas Mustofa.
Lebih jauh Mustofa mengingatkan, jika memang Kartika Djoemadi beragama Katolik, silakan beribadah Katolik, termasuk menggunakan indentitas keagamaannya. Tetapi jangan menggunakan identitas Islam meskipun tidak dilarang Undang-Undang.
“Saya telah meminta Dee Dee minta maaf, tetapi dia tidak mau. Kasusnya sudah banyak termasuk penipuan gelar ‘PhD’. Dia sempat ribut dengan Marissa Haque. Itu seharusnya bisa menjadi pelajaran buat Dee Dee. Tetapi, saat ini Dee Dee telah menipu umat Islam di Indonesia,” pungkas Mustofa.
(undergroundtauhid.com/arrahmah.com)
Jika orang kristen membuka diri dan mau mempelajari Alkitab dengan pikiran yang jernih meninggalkan doktrin gereja, Niscaya mereka akan meninggalkan kristen, Namun Karena kebodohan dan kesombongan, yang membuat mereka tidak mampu meninggalkan kristen, bukan karena kebenaran namun karena kebodohan dan kesombongan, Maka bersukurlah kita kepada Allah swt yang telah memberi kita kepada nikmat iman dan Islam